Aku Tak Bisa Membenci

   Terkadang suatu perpisahan seringkali membuat seseorang lepas kendali akan gejolak pikirannya. Ada yang masih tak terima dengan kenyataan setelah dia pergi. Ada juga yang masih berjuang untuk bertahan karena yakin sebuah harapan masih ada, mungkin sampai dia tersadar bahwa lelah ketika berjuang sendirian. Banyak yang bilang tidak ada gunanya memperjuangkan seseorang yang jelas tidak memperjuangkan dirimu. Tapi tidak sedikit juga masih ada yang terus saja mencoba untuk saling memperbaiki segalanya.

   Apakah salah jika membenci seseorang adalah cara termudah untuk melupakan? Sayangnya itu benar-benar salah dan akupun tak akan pernah bisa. Hal yang harus di ketahui bahwa rasa benci tidak akan pernah menuntaskan apa-apa. Yang ada hanyalah sebuah beban baru yang akan lahir di dalam kepala. Karena semakin membenci, semakin pula kita akan mengingat kembali. Sekeras apapun usaha kita untuk membenci seseorang tapi selama dia masih berada dalam hati, itu sangat sulit untuk dilupakan. Sementara diam-diam aku masih menanggung rindu yang sangat dalam. Karena pada dasarnya melupakan adalah perkara tentang bagaimana kamu berdamai dengan sebuah keadaan.

   Tidak mudah melakukan hal itu semua, yang dibutuhkan adalah sebuah proses. Membenci bukanlah cara yang baik untuk melupakan segalanya, jika kau ingat dia yang dulu selalu kau puja dan selalu kau dambakan di setiap malam. Lagi-lagi aku tak mudah dalam perkara ini, ya aku kalah. Membenci hanyalah memperburuk keadaan, sedangkan hati tak sejalan dengan pemikiran. Lalu untuk apa aku membenci? Sedangkan dulu aku pernah merasakan bahagia yang tak pernah dibayangkan bersamanya. Perkaraku selesai, aku tak pernah bisa. Itu hanya memperumit keadaan sedangkan perkara hati tak pernah bisa dipaksakan.

   Bagiku kamu tetaplah kamu, seseorang yang pernah ada yang selalu kurindukan di malam-malamku. Seseorang yang pernah aku semogakan, meski akhirnya pelan-pelan kusadari. Kamu bukanlah kamu yang dulu lagi.

Semoga kamu baik-baik saja.