Melepas Kepergianmu

masdens.id

   Semenjak kepergianmu, memang kurasa ada yang kurang di dalam hidupku. Tidak seperti biasanya yang kulalui saat bersamamu. Yang selalu mendengarkan curhatanku, yang selalu berbagi cerita kepadaku, yang selalu menyelesaikan permasalahanku, yang selalu mempunyai saran dan solusi untukku, yang selalu cerewet kepadaku, yang selalu marah kepadaku.

   Sebenarnya aku tak pernah rela akan kepergianmu, entah mengapa hati ini tak pernah bisa berbohong. Memory yang dahulu selalu terulang kembali saat aku melihat rekamanmu, melihat keceriaanmu, melihat indahnya cemberutmu. Seakan peristiwa demi peristiwa kembali mengingatkanku betapa indahnya masa kita bersama di saat senang maupun duka hingga saat perpisahan itu.

   Awalnya aku adalah orang yang sangat egois, aku tak peduli waktu itu kamu dengan siapa. Yang kuyakin kamu tetaplah yang selalu aku harapkan meskipun kamu sudah bersamanya. Aku yakin dalam hati kecilmu masih ada aku. Saat itu akan masih ingin menunggumu dan masih menutup hati ini untuk dirimu yang selalu aku mau.

   Namun pada saat dimana kita di pertemukan kembali oleh Allah di acara yang sama sekali tak ada rencana sekalipun, di situ juga kamu sedang bersamanya. Aku tak peduli yang sedang bersamamu saat itu, aku masih peduli dirimu, karena aku masih menunggumu. Lalu yang kulihat waktu itu, kamu bukanlah kamu. Dari kejauhan aku melihatmu, seperti bukan kamu yang semestinya. Entah semestaku memberontak, bertanya-tanya, memikirkan sebuah alasan yang sangat logis di setiap otakku. Aku bodoh saat itu, aku terlalu egois menunggumu yang sudah melakukanku seperti ini.
Akhirnya alam memberikanku sebuah jawaban. Aku percaya pada jawaban itu, ini alasannya kenapa Allah harus melepaskanmu dengan diriku. Terima kasih, aku bersyukur nyatanya semua sudah terlihat jelas. Aku pun sudah pulih dari kelam yang berkepanjangan. Akupun sudah mulai membuka hati untuk orang yang ingin singgah disini dan peduli dengan keterbatasanku, karena aku bukanlah sosok yang sempurna.
Hati ini bukanlah yang dulu, aku adalah orang baru yang mencoba bangkit kembali menggapai harapan-harapanku
Dan aku berterima kasih kepada teman-temanku yang dulu pernah kau salah paham tentang mereka. Aku berusaha bagaimana caranya untuk tidak memikirkanmu. Ikhlas mungkin adalah salah satu jawaban untuk dapat aku melupakanmu.
Kamu boleh membenci, aku tidak. Karena aku bukan di ciptakan untuk membenci, melainkan untuk sama-sama saling mengerti

Comments

Popular Posts